Patah tulang selangka, atau fraktur klavikula, dapat terjadi akibat berbagai faktor, dengan beberapa kondisi dan kebiasaan meningkatkan risiko terjadinya cedera ini. Faktor risiko tersebut meliputi faktor pribadi, aktivitas, dan kondisi medis tertentu. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan patah tulang selangka:
1. Aktivitas Fisik dan Olahraga
a. Olahraga Kontak: Olahraga yang melibatkan kontak fisik langsung, seperti sepak bola, hoki, rugby, atau tinju, memiliki risiko tinggi menyebabkan patah tulang selangka. Dalam olahraga ini, benturan antar pemain atau jatuh dapat menyebabkan trauma pada bahu dan tulang selangka.
b. Olahraga Ekstrem: Olahraga ekstrem seperti skateboard, sepeda gunung, atau olahraga petualangan lainnya juga meningkatkan risiko patah tulang selangka. Aktivitas ini sering melibatkan risiko tinggi jatuh atau benturan yang bisa menyebabkan fraktur.
c. Aktivitas Harian yang Berat: Melakukan aktivitas yang melibatkan pengangkatan beban berat atau gerakan yang berulang kali mempengaruhi bahu, seperti pekerjaan konstruksi atau aktivitas yang memerlukan tenaga fisik, dapat meningkatkan risiko cedera pada tulang selangka.
2. Kondisi Medis
a. Osteoporosis: Osteoporosis adalah kondisi medis yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan lebih rentan terhadap patah. Penderita osteoporosis memiliki risiko lebih tinggi mengalami fraktur, termasuk pada tulang selangka, meskipun terpapar benturan ringan.
b. Penyakit Tulang Lainnya: Penyakit tulang lain, seperti osteomalacia (pelunakan tulang akibat kekurangan vitamin D) atau penyakit Paget, juga dapat melemahkan struktur tulang, meningkatkan risiko patah tulang selangka.
c. Kondisi Pertumbuhan: Pada anak-anak dan remaja, kondisi seperti displasia tulang atau gangguan pertumbuhan lainnya dapat mempengaruhi kekuatan tulang, meningkatkan risiko fraktur.
3. Usia
a. Lansia: Orang yang lebih tua cenderung mengalami penurunan kepadatan tulang seiring bertambahnya usia, menjadikan mereka lebih rentan terhadap patah tulang. Jatuh atau trauma ringan dapat menyebabkan fraktur tulang selangka pada orang dewasa yang lebih tua.
b. Anak-anak dan Remaja: Anak-anak dan remaja juga memiliki risiko lebih tinggi untuk patah tulang selangka, terutama karena mereka sering terlibat dalam aktivitas fisik dan olahraga, serta karena tulang mereka masih dalam tahap perkembangan.
4. Faktor Kecelakaan
a. Kecelakaan Mobil: Kecelakaan mobil atau tabrakan kendaraan dapat menyebabkan benturan langsung pada bagian atas tubuh, berpotensi menyebabkan patah tulang selangka. Benturan dengan kemudi atau kecelakaan yang melibatkan benturan keras dapat mempengaruhi tulang selangka.
b. Kecelakaan Jatuh: Jatuh dari ketinggian, baik dari tangga atau permukaan tinggi, sering kali menyebabkan cedera pada bahu dan tulang selangka. Jatuh dengan posisi bahu yang terkena dampak langsung meningkatkan risiko patah tulang selangka.
5. Faktor Risiko Terkait Cedera atau Penyakit
a. Cedera Pra-Kelanjutan: Jika seseorang sudah memiliki cedera sebelumnya pada bahu atau tulang selangka, maka risiko patah tulang selangka mungkin lebih tinggi akibat kelemahan atau kerusakan yang ada sebelumnya.
b. Kondisi Kesehatan Umum: Kondisi kesehatan yang mempengaruhi kekuatan dan kekuatan tulang, seperti gangguan endokrin atau malnutrisi, dapat meningkatkan risiko patah tulang selangka. Kurangnya nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan tulang dapat memperlemah tulang dan meningkatkan kemungkinan fraktur.